Jokowi ‘Diserang’ Isu Ijazah hingga Pemakzulan Gibran, Pengamat: PSI Setia tapi Masih Kurang Militan

TRIBUNNEWS.COM – Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menanggapi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai yang masih setia kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di tengah berbagai serangan isu yang menerpanya.
Setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi kini diterpa sederet cobaan.
Dua isu besar di antaranya adalah ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) miliknya dituding palsu, hingga wacana pemakzulan putra sulungnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Bahkan, Jokowi sampai mengambil langkah hukum terkait tudingan ijazah palsu tersebut dengan melapor ke Polda Metro Jaya.
Sementara, surat tuntutan agar pemakzulan Gibran segera diproses, sudah dilayangkan oleh Forum Purnawirawan TNI ke DPR RI dan MPR RI.
Update terbaru, Ketua DPR RI Puan Maharani menyebut, pihaknya masih mempelajari surat usulan pemakzulan Gibran.
Dia menegaskan, DPR akan melihat terlebih dahulu seperti apa mekanisme yang berlaku dalam menangani surat tersebut.
“Prosesnya itu masih dalam mekanisme yang ada,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/7/2025)
“Kita sedang melihat apakah itu akan diproses seperti apa, bagaimana, dan sampai saat ini kita sedang melihat apakah itu memang surat yang bisa kami proses dengan mekanisme seperti apa,” lanjutnya.
Dekat dengan Jokowi yang Diterpa Berbagai Cobaan, PSI Masih Belum Militan
Kala berbagai cobaan menerpa Jokowi, PSI menjadi satu partai yang dinilai masih dekat dengan mantan Wali Kota Solo tersebut, saat partai-partai lain kini terkesan perlahan menjauh.
Meski begitu, PSI dinilai belum jadi pihak garis keras dalam membela Jokowi di tengah serangan isu-isu tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Agung Baskoro dalam tayangan Sapa Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube Kompas.com, Jumat (18/7/2025).
“Saya kira siapa pun tidak akan mendekat ketika sudah tidak berkuasa. Apalagi, ketika ada masalah yang mendera bertubi-tubi, karena sedikit banyak akan memberikan disinsentif elektoral,” kata Agung.
“Tapi kita tahu, serangan kepada keluarga Solo, Pak Jokowi, Mas Wapres, dan seterusnya ini kan memang — dalam tanda petik — PSI-nya belum turun gunung ya. Baru relawan-relawan Pak Jokowi saja,” jelasnya.
Menurut Agung, situasi akan berbeda ketika PSI benar-benar akhirnya membantu, seperti saat membela Jokowi semasa menjadi Presiden RI.
“Itu akan beda ceritanya kalau PSI-nya juga turun gunung membantu,” ujar Agung.
“Karena sebelumnya, saat Pak Jokowi masih menjadi presiden, teman-teman PSI ini kan paling militan di depan. Mengawal, kemudian berteriak, bersuara paling lantang, untuk memastikan Pak Jokowi, legacy-nya, pengaruhnya, itu tidak diganggu, tidak diserang,” paparnya.
“Tapi sekarang kan memang teman-teman PSI belum menunjukkan tajinya, semacam itu. Sehingga memang itu semua dari relawan,” terangnya.
Saat ini, Jokowi memang belum dipastikan apakah akan bergabung dengan PSI.
Namun, Agung menilai, kemungkinan PSI akan mengorganisir ulang dirinya untuk membantu menjaga citra Jokowi, terlepas apakah ayah Kaesang Pangarep itu bergabung dengan partai yang kini berlogo gajah tersebut atau tidak.
“Jadi ketika nanti ada arahan, ya, -Jokowi bergabung ataupun tidak- saya lihat ada semacam reorganisasi, revisi, dan seterusnya untuk membantu Pak Jokowi dan keluarga supaya tetap dalam persepsi dan citra positif di mata publik, seperti itu,” ujar Agung.
Jokowi akan Jadi Dewan Pembina PSI?
Jelang kongres nasional pertama PSI yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah pada 19-20 Juli 2025 untuk menentukan Ketua Umum yang baru, nama Jokowi ramai disebut akan jadi Dewan Pembina partai tersebut.
Sebelumnya, kabar Jokowi akan menduduki kursi Dewan Pembina PSI disampaikan Ketua DPD PSI Kabupaten Sukoharjo, Farid Muhananto.
“Posisi Pak Jokowi rencananya sebagai Dewan Pembina yang bakal dipilih saat Kongres di Solo nanti,” ujar Farid, dikutip dari Tribun Solo, Selasa (15/7/2025).
Namun, pernyataan dari Farid tersebut belum mendapat konfirmasi dari Juru Bicara PSI, Furqan AMC.
“Oh, itu nanti kita lihat ya. Tapi yang pasti gini, Pak Jokowi itu sudah menjadi tokoh bangsa, aset bangsa ya. Beliau berdiri di semua kelompok, beliau berdiri di semua kalangan, bahkan berdiri di semua partai.”
“Jadi tidak menjadi mutlak untuk kemudian harus melembagakan Pak Jokowi dalam sebuah jabatan tertentu,” ungkap Furqan dalam program talkshow Overview Tribunnews, Kamis (17/7/2025).
Selain itu, Furqan belum bisa memastikan keputusan partai mengenai posisi Jokowi.
“Tapi jika nanti kemudian Pak Jokowi merasa ‘wah kayaknya saya perlu untuk juga aktif langsung memberi kontribusi,’ ya boleh-boleh saja, tentu PSI akan dengan senang hati menerima.”
“Tapi bukan itu target utama untuk perlembagaan,” ungkap Furqan.
Terbit di Tribunnews