Jokowi dan Kaesang Masuk Bursa, Ada Laga Bapak Vs Anak di Pemilihan Ketum PSI?

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) beserta anaknya, Kaesang Pangarep, masuk ke dalam bursa calon ketua umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pasalnya, nama mereka sudah mulai dimunculkan oleh kader hingga simpatisan PSI di sejumlah daerah.
“DPW Jogja itu muncul Pak Jokowi, dukung Pak Jokowi. Di Jakarta, ketua fraksi kami, William, itu mendukung Pak Jokowi juga. Kemudian ada Jabar memunculkan 2 nama, Mas Kaesang dan Ketua OKK Bro Agus Herlambang,” ujar Waketum PSI Andy Budiman saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/5/2025).
“Kemudian di Bali ada anggota kami yang mulai menyuarakan usulan untuk pemimpin perempuan, jadi nama yang maju atau diusulkan itu Isyana Bagoes Oka,” sambungnya. Meski nama-nama calon ketum sudah mulai bermunculan, PSI masih menunggu para kandidat datang dan membawa surat dukungan resmi.
Sebab, dibutuhkan dukungan dari 5 DPW PSI dan 20 DPD PSI untuk bisa maju sebagai calon ketum PSI. “Dan setelah itu kami akan memverifikasi dokumen. Kalau dianggap layak, maka akan kami umumkan siapa yang akan berlaga pada 18 Juni mendatang,” imbuh Andy. Lantas, mungkinkah bapak dan anak itu bertarung menjadi Ketum PSI?
Kaesang Diprediksi Mundur Jika Bapaknya Maju
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut peluang Jokowi vs Kaesang menipis mengingat akan ada preseden negatif soal politik dinasti di tubuh PSI. Dia menduga Kaesang pasti mundur jika bapaknya itu maju jadi calon Ketum PSI.
“Sehingga jika Jokowi maju, maka kemungkinan besar Kaesang mundur,” ujar Agung kepada Kompas.com, Senin (19/5/2025). Menurut Agung, jika betul Jokowi maju, maka potensi menangnya besar. Sebab, kata dia, magnet figur Jokowi dibutuhkan PSI, di mana Jokowi juga butuh kendaraan politik agar bisa optimal merawat pengaruh dan legacy-nya dalam jangka panjang.
“Secara teknis, usulan caketum hanya bisa dilakukan oleh minimal 5 DPW dan 20 DPD kota/kabupaten. Sehingga jumlah itu logis sangat mampu dipenuhi Jokowi secara administratif menimbang selama ini ia menjelma sebagai ideolognya PSI,” imbuhnya.
Apa Kata Jokowi?
Jokowi pun angkat bicara soal kabar dirinya akan ikut dalam bursa calon Ketum PSI. Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan bahwa dirinya masih melakukan perhitungan.
“Masih dalam proses perhitungan, semuanya kan meski dihitung, tapi ya nanti lah,” ujar Jokowi singkat sambil tertawa saat mengunjungi Desa Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (16/5/2025).
Namun, pada Rabu (14/6/2025), di Solo, Jokowi sempat menyinggung metode pemilihan yang menggunakan sistem e-voting yang disebutnya sulit
“Masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misal saya ikut, saya kalah,” ungkap Jokowi. “Ya belum tahu. Karena ini kan yang saya tahu pakai e-voting, one man, one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ,” ujarnya.
Jokowi juga berkelakar mengenai kemungkinan tidak adanya kader lain yang mendaftar jika dirinya mencalonkan diri. “Kalau saya mendaftar, mungkin yang lain nggak mendaftar, mungkin,” katanya.
Masih Belum Ada Yang Daftar
Meski begitu, Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman menyebut masih belum ada satu pun orang yang mendaftarkan diri menjadi calon Ketum PSI. Hanya saja, Andy menekankan waktu pendaftarannya memang masih panjang, mengingat pendaftaran baru dibuka 5 hari lalu.
“Sejauh ini belum ada. Karena ini memang masih awal ya. Jadi sekali lagi, waktunya masih panjang,” ujar Andy saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/5/2025). Walau masih belum ada yang mendaftar, Andy mengatakan, suara dari bawah sudah memunculkan nama-nama kandidat calon Ketum PSI.
Maka dari itu, Andy menekankan, PSI dalam posisi menunggu sampai para kandidat ini mendapatkan dukungan resmi sesuai dengan syarat pencalonan.
“Jadi para kandidat akan bisa daftar kalau mereka sudah mengantongi minimal 5 DPW PSI dan 20 DPD PSI. Jadi itu syarat minimalnya,” jelasnya. “Jadi, sekali lagi, kami masih menunggu posisinya sambil kami melakukan proses verifikasi terhadap para pemilih yang akan punya hak suara di pemilihan raya nanti,” imbuh Andy.
Sumber: Kompas