Analis Politik Duga Usulan Pemakzulan Wapres Gibran Bukan Tujuan Akhir

Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, berpendapat usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka oleh Forum Purnawirawan TNI bukan merupakan tujuan akhir.
Dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Rabu (9/7/2025), ia menduga tujuan akhir dari usulan pemakzulan tersebut adalah memisahkan keluarga Solo dan Hambalang.
“Saya kira pemakzulan ini sebetulnya hanya tujuan antara,” kata dia.
“Tujuan besarnya saya melihat untuk memisahkan keluarga Solo dan keluarga Hambalang. Saya melihat ke arah sana, karena memang ada fakta-fakta historis di mana belum ada wapres yang terpilih untuk kedua kalinya ya.”
Menurutnya, pola-pola seperti yang dilakukan oleh Forum Purnawirawan TNI tersebut merupakan cara yang paling soft dan smooth.
“Kita tahu keluarga Solo beberapa waktu terakhir mendapat serangan bertubi-tubi dari segala lini. Pak Jokowinya, Mas Gibrannya, Mas Bobbynya, dan hal-hal lain semacam itu.”
“Saya melihat tujuan akhirnya bagaimana caranya supaya kedekatan, kemesraan keluarga Solo dengan keluarga Hambalang ini pelan-pelan masuk dalam konteks balance of power dengan keluarga Cikeas, keluarga Teuku Umar, dengan keluarga-keluarga presiden yang lain,” ucap dia.
Tujuannya, agar tidak ada lagi kecenderungan Presiden lebih condong pada salah satu keluarga saja, sehingga akan lebih objektif saat memilih calon wakil presiden di Pilpres 2029.
“Sehingga tidak ada kecenderungan condong kepada salah satu keluarga saja. Sampai pada satu momen, ya sudah ini netral, ketika Pilpres 2029 Pak Prabowo lebih objektif melihat siapa pendamping yang paling pas, paling pantas untuk mendampinginya.”
Kedua, kata dia, tidak bisa dipungkiri bahwa konstelasi pemakzulan untuk saat ini masih terlalu cepat atau terlalu dini.
Ia menuturkan, jika melihat histori, pemakzulan biasanya berhubungan dengan fakta-fakta ekonomis dan sosiologis. Ia menconthkan yang terjadi pada Soekarno dan Soeharto.
“Artinya apa, momen pemakzulan yang politis ini harus berkelindan dengan momen sosiologis atau ekonomis. Kalau hanya momen politis, saya kira pemakzulannya akan sangat sulit terjadi.”
Terbit di Kompas TV