logotrias
  • Tentang Kami
  • Layanan
  • Portofolio
  • Publikasi
  • Artikel
Contact Us
Kutipan, Media

Warga Jabar Puas dengan Demul, Kinerja Birokrasi Masih Jadi PR

June 18, 2025 admin
Warga Jabar Puas dengan Demul, Kinerja Birokrasi Masih Jadi PR
Header Decode Kepopuleran vs Kebijakan Dedi Mulyadi. tirto.id/Fuad

Asti (31), seorang ibu rumah tangga warga Bekasi, Jawa Barat, melihat kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai gubernur membawa perubahan yang nyata di lingkungannya. Ia menyebut, berbagai kawasan yang sebelumnya semrawut dan meresahkan—seperti aliran Sungai Kalimalang, Pasar Baru Timur, hingga Perumahan Margahayu Jaya, tempat ia tinggal—kini mulai tertata dan terasa lebih aman serta nyaman.

Di sepanjang aliran Sungai Kalimalang, misalnya, yang dulu dipenuhi bangunan liar dan jauh dari kesan rapi, kini mulai dibersihkan dan ditata kembali. Ia menilai, perubahan ini tidak bisa dilepaskan dari peran Gubernur Dedi. Sebab dalam beberapa kunjungannya Dedi secara tegas mendorong penataan wilayah Bekasi agar menjadi lingkungan yang lebih layak huni.

“Saya kira kalau cuma karena kepemimpinan Wali Kota Bekasi, (perubahan) ini akan sulit terjadi,” ujarnya saat bercerita dengan Tirto, Rabu (18/6/2025)

Tak hanya itu, Asti juga menyoroti respons cepat Demul –nama populer Dedi– dalam menindak pungutan liar di kawasan Pasar Baru Timur, yang sempat viral. Setelah banyak warga melapor lewat media sosial, tindakan langsung diambil. Kini para pedagang merasa lebih nyaman berdagang tanpa gangguan. Bahkan, pedagang mulai secara sadar menata lapak agar tidak mengganggu lalu lintas.

“Saya dan warga Bekasi lainnya mungkin tidak berharap segalanya langsung sempurna. Tapi setidaknya kami melihat ada harapan. Dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kami percaya, bahwa perubahan itu nyata ketika pemimpinnya peduli dan mau bekerja,” ujarnya.

Berbeda dengan Asti, Nissa (27), seorang warga Kota Bandung, menyampaikan pandangannya yang cukup kritis terhadap kepemimpinan Dedi Mulyadi. Ia menegaskan bahwa bagi seorang kepala daerah, Dedi Mulyadi seharusnya merumuskan kebijakan berdasarkan riset dan studi yang matang agar dampaknya dapat terukur.

Namun dalam pandangannya, hal ini belum terlihat dari kepemimpinan Dedi. Ia menilai sejumlah kebijakan yang diambil justru lebih banyak didorong oleh keinginan untuk viral atau menciptakan sensasi, bukan berdasarkan kajian mendalam atau urgensi strategis.

“Kebijakan-kebijakan yang dia buat selengean dan aneh. Banyak kebijakan dia itu sebetulnya jangka pendek dan gak dipikirin efek jangka panjangnya. Tujuannya kaya pengen viral aja gitu,” ujarnya saat bercerita dengan Tirto, Rabu (18/6/2025).

Mayoritas Warga Jabar Nilai Positif Kepemimpinan Dedi Mulyadi

Terlepas dari sentimen negatif maupun positif dari individu. Mayoritas masyarakat Jawa Barat nyatanya mengapresiasi kerja Dedi. Hal tersebut tergambar dari beberapa survei persepsi publik.

Dalam survei yang dilakukan oleh Tirto bekerja sama dengan Jakpat pada 16-17 Juni 2025, narasinya cenderung positif. Dari 1.250 orang responden warga Jawa Barat, sebesar 85,51 persen, memberi nilai setidaknya baik terhadap kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat.

Secara lebih terperinci, 48,04 persen responden menilai kepemimpinan Dedi Mulyadi berada dalam kategori sangat baik. Sementara itu, 37,47 persen lainnya memberikan penilaian dalam kategori baik. Hanya 2 persen responden yang menilai kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat dalam kategori kurang atau tidak baik.

Penilaian Terhadap Kinerja Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Sebanyak 85,51 menilai responden warga Jawa Barat yang kami survei memberikan penilaian positif terhadap kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat. Rinciannya, 48,04 persen responden menilai kepemimpinannya sangat baik, sementara 37,47 persen menilai baik.

Survei Mandiri Tirto bersama Jakpat

Tingkat kepuasan yang relatif tinggi ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, pada 12–19 Mei 2025. Dalam survei tersebut, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Dedi selama 100 hari pertama masa jabatannya mencapai angka 94,7 persen.

Tingkat kepuasan ini merupakan yang tertinggi di antara lima gubernur lain di Pulau Jawa, menjadikan Dedi Mulyadi sebagai kepala daerah dengan tingkat apresiasi publik tertinggi. Tingkat kepuasan terhadap Dedi misalnya, unggul dibanding Gubernur Jakarta, Pramono Anung (60 persen) dan Gubernur Banten, Andra Soni (50,8 persen).

Tingkat Kepuasan Atas Kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur di Pulau Jawa

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencapai 94,7 persen selama 100 hari pertama masa jabatannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan lima gubernur lainnya di Pulau Jawa.

Sumber: Indikator Politik Indonesia

Pakar politik yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai temuan survei yang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap KDM –Kang Dedi Mulyadi, nama populer lain dari Dedi– tidak mengejutkan.

Dedi dinilai konsisten membangun keterlibatan masyarakat, salah satunya dengan membagikan aktivitas hariannya secara intensif di media sosial —mulai dari kebijakan, kegiatan kerja, hingga aktivitas blusukan ke masyarakat. Pendekatan ini membangun kedekatan dan kepercayaan publik, sekaligus menjadi refleksi dari kerja nyata yang dijalankannya selama ini.

“Apa yang dilakukan KDM di Jawa Barat sesungguhnya menjalankan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, efektif, dan bersih. Di sana ada transparansi kinerja, ada soal akuntabilitas, terkait juga dengan partisipasi, kemudian keterlibatan publik ya, dalam artian sesungguhnya,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Selasa (17/6/2025).

Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan sejumlah siswa saat meninjau program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (5/5/2025). ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar

Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, menilai tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Demul sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, gaya kepemimpinan Dedi yang dianggap berbeda dari pejabat pada umumnya.

“Itulah sebab Dedi Mulyadi disukai. Karena dianggap berbeda dan terkesan memihak masyarakat,” ujarnya kepada Tirto, Rabu (18/6/2025).

Menurut Dedi Kurnia, masyarakat selama ini jenuh dengan figur pemimpin yang elitis dan hanya berkutat pada urusan birokrasi. Sejumlah kepala daerah tak pernah turun langsung dan mengambil keputusan populis seperti yang dilakukan KDM.

Di sisi lain, kebijakan populis yang banyak diterapkan Demul menyimpan risiko dalam jangka panjang. Terutama dalam hal tata kelola pemerintah yang birokratis.

“Misalnya soal mengirim anak ke barak militer, jelas ini program jangka pendek sekaligus menggunakan anggaran dengan tidak produktif. Kelemahan masyarakat kita saat ini mudah terpesona dengan hal yang instan, hanya sedikit yang mampu melihat substansi kebijakan serta urgensinya,” kata Dedi Kurnia.

Kebijakan Kontroversial Mendapat Respons Positif

Hasil survei Tirto bersama Jakpat juga menunjukkan sejumlah kebijakan Dedi Mulyadi yang sempat menuai perdebatan di media sosial—seperti pengiriman siswa nakal ke barak militer dan wacana memajukan jam sekolah menjadi pukul 06.30—justru mendapat respons positif dari mayoritas responden di Jawa Barat.

Tirto sebelumnya memotret pro dan kontra di ruang digital dari kebijakan Gubernur Dedi. Pemetaan Drone Emprit di berbagai platform media sosial mencatat 38 persen sentimen negatif, dengan sorotan utama pada anggapan bahwa Dedi lebih menonjolkan pencitraan dibanding substansi. Beberapa warganet juga mempertanyakan etika dan efektivitas kebijakan yang dianggap kontroversial atau simbolik.

Menariknya, dari penjajakan pendapat Tirto dan Jakpat, sebanyak 83,43 persen responden memandang positif kebijakan Dedi Mulyadi mengirim siswa yang dianggap nakal ke barak militer. Dengan rincian 46,20 persen responden mengaku sangat setuju dengan kebijakan tersebut dan 37,23 persen setuju. Hanya 3,04 persen responden yang tak sepakat dengan program tersebut.

Respons positif juga ditemukan pada kebijakan Dedi Mulyadi lain yang memajukan jam masuk sekolah di Jawa Barat menjadi pukul 06.30 pagi. Sebanyak 47,55 persen responden memberi impresi positif pada program tersebut. 33,31 persen responden lainnya memilih netral dan hanya total 19,13 persen responden yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut.

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Dedi Mulyadi

Mayoritas masyarakat punya perspektif positif terhadap kebijakan mengirim anak nakal ke barak. Terkait memajukan jam sekolah juga masih lebih besar yang menganggap positif.

Sumber: Survei Mandiri Tirto bersama Jakpat

Agung Baskoro dari Trias Politika Strategis, menganggap wajar ada kesenjangan hasil survei presepsi publik —yang menunjukkan citra positif terhadap kebijakan Deddy Mulyadi—dan sentimen negatif yang muncul di media sosial. Menurutnya, perbedaan ini bisa disebut sebagai reality gap, atau kesenjangan realitas, yang mencerminkan bagaimana persepsi publik di dunia nyata tidak selalu sejalan dengan dinamika di ruang digital.

“Karena kita tidak bisa memverifikasi di sosmed siapa respondennya kemudian soal metodologinya,” ujarnya.

Sependapat, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menegaskan bahwa opini yang muncul di media sosial tidak bisa disamakan dengan opini publik secara menyeluruh. Hal ini, katanya, mencerminkan kuatnya ‘halo effect’ (bias kognitif dari kesan pertama yang memengaruhi penilaian keseluruhan) dan popularitas Dedi Mulyadi di mata publik.

Selama efek tersebut tetap dominan, masyarakat cenderung menilai setiap kebijakan atau tindakan sang gubernur secara positif, sering kali tanpa disertai evaluasi kritis. “Dan inilah yang membuatnya berbahaya bagi demokrasi. Karena akhirnya siapapun yang mengkritik harus berhadapan dengan pendukung –yang kadang-kadang juga– bertindak selayaknya fans bola yang bisa bahkan mati-matian membela timnya,” ujarnya.

Pekerjaan Rumah Dedi Mulyadi

Agung Baskoro dari Trias Politika Strategis, melihat bahwa hasil survei yang menunjukkan tingginya kepuasan merupakan sinyal positif bagi KDM. Namun, ini juga sekaligus menjadi pengingat bahwa pekerjaan belum selesai.

Menurut dia, kepemimpinan tidak bisa hanya bergantung pada figur kuat semacam, “manajemen superman”, tetapi harus dibangung menjadi, “manajemen super team” –yakni sistem yang solid, terstruktur, dan didukung oleh tim birokrasi yang memiliki visi dan semangat yang sama dengan sang gubernur.

“Wakil gubernurnya, kepala-kepala dinasnya, birokrat-birokratnya juga harus sama berinisiatifnya, berinovasinya, merakyatnya. Supaya apa? Supaya ini bisa menjadi sesuatu yang bisa diwariskan dan menjadi sebuah legacy yang konsisten seperti itu,” katanya.

Apa yang disampaikan Agung mungkin tercermin dari hasil survei Indikator Politik Indonesia. Hasil survei mereka menunjukkan adanya ketimpangan indeks kepuasan Gubernur Jawa Barat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Laporan Indikator menunjukkan indeks kepuasan Pemprov Jabar hanya 53 persen, berbanding Dedi Mulyadi mencapai 94,7 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan ini tanda Dedi belum sepenuhnya berhasil mengarahkan kinerja birokrasi Pemprov Jabar secara maksimal.

Tak hanya dengan Pemprov, tingkat indeks kepuasan antara Dedi Mulyadi dan wakilnya, Erwan Setiawan juga jomplang. Erwan hanya mendapatkan skor kepuasan 61,3 persen, jauh di bawah Dedi yang mendapatkan skor 94,7 persen.

“Dedi Mulyadi belum memaksimalkan semua birokrasi pemerintahan provinsinya untuk maju bersama-sama. Ini sekaligus masukan buat KDM untuk menyertakan instrumen birokrasinya, pemerintahannya,” kata Burhanuddin Tirto kutip, Rabu (28/5/2025).


Terbit di Tirto

  • Tirto
admin

Trias Politika Strategis adalah lembaga riset, survei, dan strategi politik. Fokus mengawal demokrasi Indonesia melalui layanan akademis berkualitas, pemenangan politik, media monitoring, serta pendampingan politik, dengan pengalaman mendukung partai, perusahaan, dan kandidat strategis.

Post navigation

Previous
Next

Search

Categories

  • Kutipan (190)
  • Media (194)
  • Press Release (4)
  • Uncategorized (1)

Recent posts

  • Sentil Menteri Prabowo, Muzani Dianggap Representasi Prabowo
    Sentil Menteri Prabowo, Muzani Dianggap Representasi Prabowo
  • Peluang Dua Pesaing Kaesang. Pemanis atau Lawan Sungguhan?
    Peluang Dua Pesaing Kaesang. Pemanis atau Lawan Sungguhan?
  • Menerka Langkah Politik Jokowi Usai Batal Maju Ketum PSI
    Menerka Langkah Politik Jokowi Usai Batal Maju Ketum PSI

Tags

Alinea Berita Satu Bisniscom Bloomberg CNA CNN CNNIndonesia Detikcom IDN Times Katadata Kompas Kumparan Liputan 6 Media Indonesia Merdeka Metro TV Metro TV News Rakyat Merdeka Republika SINDONews Sin Po Suara Tempo The Jakarta Post The Star The Strait Times Tirto TribunNews Viva VOI Warta Kota

Lanjut membaca

Gibran Diminta Mundur- Bisakah Wakil Presiden Dimakzulkan?
Kutipan, Media

Gibran Diminta Mundur: Bisakah Wakil Presiden Dimakzulkan?

June 5, 2025 admin

Nama Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, belakangan ini tengah menjadi perbincangan publik. Musababnya, muncul desakan dari Forum Purnawirawan TNI yang menginginkan mantan Wali Kota Surakarta itu untuk mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Indonesia. Desakan untuk mendorong pemakzulan Gibran bermula pada Kamis, 17 April 2025 lalu. Hari itu, Forum Purnawirawan Prajurit TNI menggelar pertemuan […]

Apa Bahaya Narasi Antek Asing yang Kerap Digaungkan Prabowo?
Kutipan, Media

Apa Bahaya Narasi Antek Asing yang Kerap Digaungkan Prabowo?

June 4, 2025 admin

Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti peran pihak asing dan keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dibiayai oleh dana luar negeri dalam pidatonya. Pernyataan tersebut disampaikan saat Presiden memberikan amanat dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, pada Senin (2/6/2025). Dalam sambutannya, Presiden Prabowo, menegaskan bahwa dirinya tidak akan ragu untuk menindak siapa […]

Politik Rasa Fandom- Fanatisme, Polarisasi, & Ancaman Demokrasi
Kutipan, Media

Politik Rasa Fandom: Fanatisme, Polarisasi, & Ancaman Demokrasi

May 16, 2025 admin

Suatu sore saat sedang menjelajah lini masa akun Instagram miliknya, Gina (29) merasa gerah dengan unggahan dari akun resmi milik gubernur yang memimpin wilayahnya. Sang Gubernur terlihat sedang menarasikan sebuah kebijakan yang baru saja dia keluarkan. Dia pun, untuk ukaran kepala daerah, nampak aktif menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasinya belakangan. Teriring rasa kepedulian terhadap […]

logotrias

Lembaga penyelenggara jasa riset/survei, media monitoring, analisa strategi politik, pemenangan politik, dan pendampingan politik pasca memenangkan pemilihan.

About Us
  • About Us
  • What We Do
  • Our Work
  • Publications
  • News & Insight
  • Contact Us
Social
  • WhatsApp
  • X/Twitter
  • Instagram
  • Facebook
  • Youtube
  • Tiktok
© 2024 Trias Politika Strategis. All rights reserved.
  • Web Development by Metahuis