Prabowo Ungkit Partai Sosialis Indonesia, Samakah dengan PSI Saat Ini?

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) disandingkan dengan Partai Sosialis Indonesia yang aktif pada era Orde Lama. Presiden Prabowo Subianto mengatakan, PSI yang kini dipimpin Kaesang Pangarep, putra mantan presiden Jokowi, sebagai penerus Partai Sosialis Indonesia.
Prabowo mengatakan sedikit emosional saat mendengar kata-kata PSI. Sebab sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo, merupakan bagian dari Partai Sosialis Indonesia.
“Terima kasih telah memilih nama PSI, hurufnya dipilih – tetapi ya solidaritas sosial, Pancasila juga sosial,” kata Prabowo dalam sambutan di acara penutupan Kongres PSI, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad malam, 20 Juli 2025.
Sejumlah pengamat politik menilai perbandingan PSI dan Partai Sosialis Indonesia tidak tepat. Dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Jakarta Adi Prayitno menilai persamaan PSI dan Partai Sosialis Indonesia hanya dalam konteks kebetulan mirip secara akronim saja.
Menurut Adi, PSI orde lama dengan PSI saat ini berbeda. “Dari segi nama, ideologi, dan basis massa berbeda,” kata Adi saat dihubungi pada Senin, 21 Juli 2025.
Direktur Parameter Politik Indonesia ini mengatakan tidak ada persamaan nilai di antara PSI dan Partai Sosialis Indonesia. “PSI yang sekarang menggunakan slogan terbuka dan inklusif. Kalau PSI lama ideologinya sosialis.”
Adi menjelaskan, secara historis, PSI orde lama adalah hasil fusi Partai Rakyat Sosialis yang didirikan Sutan Sjahrir dengan Partai Sosialis yang dinahkodai Amir Syamsudin. Partai ini sempat menguasai kabinet untuk beberapa tahun. Dalam sejarahnya, PSI lama punya cita-cita dan keyakinan membangun Indonesia di atas fondasi sosialisme.

“Sjahrir paling ngotot mewujudkan cita-cita ini dengan terus memperjuangkan PSI dengan paham sosialisme cita rasa Indonesia,” kata Adi. Tapi, pada tahun 1960-an, PSI dilarang oleh mantan presiden Soekarno karena sejumlah pengurusnya terlibat gerakan separatis Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI.
Partai Sosialis Indonesia didirikan pada 12 Feb 1948, dengan Sutan Sjahrir sebagai ketuanya. Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharjo Jati menjelaskan, PSI lama pernah ikut Pemilu pertama pada 1955 dengan perolehan lima kursi.
Wasisto menyebut, setelah PSI dibubarkan karena dugaan mendukung PRRI, Syahrir menjadi tahanan politik di era demokrasi terpimpin. Secara umum, era demokrasi terpimpin merujuk pada sistem politik yang pernah diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya pada 1959 hingga 1966.
Menurut Wasisto, Partai Solidaritas Indonesia yang ada saat ini sama sekali tidak mengadopsi ideologi Partai Sosialis Indonesia. PSI lama lebih condong pada sosialisme berbasis pada kemandirian ekonomi dan kemanusiaan.
Wasisto mengatakan Partai Solidaritas Indonesia saat ini agak berbeda antara awal kemunculannya di pemilu 2019 dan setelah masuk kabinet. Awalnya, kata Wasisto, PSI mengusung ideologi sosial demokrat karena ada logo bunga mawar merah yang lekat dengan ideologi. Namun setelah masuk kabinet, spirit itu perlahan berganti menjadi jokowisme
“Saya pikir itu anggapan yang kurang tepat, PSI di Orde Lama itu adalah partai yang mengusung basis ideologi kuat, sosialisme. Sedangkan PSI yang sekarang belum terlihat platform ideologinya,” katanya dihubungi pada Senin, 21 Juli 2025.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyerahkan jawaban dia kepada Wakil Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Andy Budiman saat dihubungi Tempo melalui pesan pendek pada Senin, 21 Juli 2025.
Andy belum menjawab permintaan tanggapan soal perbandingan partainya dengan Partai Sosialis Indonesia. Pesan yang dikirim ke nomor Whatsapp dia di hari yang sama belum berbalas.

Adapun PSI mengunggah pernyataan Presiden Prabowo soal perbandingan partainya dengan Partai Sosialis Indonesia di situs resminya. PSI menyoroti peran Sumitro, ayah Prabowo, sebagai seorang begawan ekonomi dan menteri pada masa Orde Lama dan Orde Baru.
Dalam artikel yang diunggah pada Senin, 21 Juli 2025, PSI menyebut Sumitro sebagai orang penting Partai Sosialis Indonesia yang berjuang bersama-sama dengan tokoh-tokoh pejuang lainnya seperti Sutan Sjahrir. Syahrir juga merupakan perdana menteri Republik Indonesia pada 1945 sampai dengan 1947.
Mengutip berbagai memoar dan biografinya, PSI menyebut Sumitro dikenal sebagai politikus Partai Sosialis Indonesia yang aktif menyuarakan pentingnya pemerataan pembangunan. Sumitro juga aktif mengkritik kebijakan-kebijakan yang dinilai terlalu “Jawa-sentris”.
Berbeda dengan Adi Prayitno dan Wasisto, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai PSI pimpinan Kaesang punya kesamaan dengan Partai Sosialis Indonesia dalam konteks bertumpu pada figur.
Agung mengatakan PSI lama dan Partai Solidaritas Indonesia juga memiliki kesamaan dalam konteks basis massa. Menurut dia, PSI baru dan Partai Sosialis Indonesia memiliki ceruk pemilih dari kalangan terdidik, mahasiswa, aktivis, hingga teknokrat. Namun, dia menilai, setelah bertransformasi dengan ideologi Jokowisme, Partai Solidaritas Indonesia meluaskan basis masyarakat kelas bawah.
Menurut Agung, faktor Jokowi bisa menjadi penentu apakah PSI akan menjadi partai besar. Bagaimanapun, kata dia, efek Jokowi pada PSI belum terlihat jika belum terkonversi saat pemilihan legislatif berlangsung, yang artinya pada pemilihan umum 2029 nanti.
Catatan historis Partai Sosialis Indonesia, ucap Agung, seharusnya bisa jadi masukan ke PSI. “Jika suatu waktu dapat masalah yang kompleks dan problematik, PSI bisa terjebak dalam masalah yang sama seperti di masa lalu,” kata dia. “Oleh sebab itu sebaikanya tidak bertumpu pada figur.”
Terbit di TEMPO