Menakar Peluang PDIP Gabung Pemerintah Usai Prabowo Titip Pesan untuk Megawati

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut bahwa peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi mitra strategis pemerintahan Prabowo lebih besar usai Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyambangi kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Apalagi, Dasco menyebut bahwa kedatangannya membawa pesan konfidensial untuk Megawati dari Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Agung, kemungkinan PDIP menjadi mitra strategis pemerintah sudah menguat sejak pengesahan revisi Undang-Undang (UU) TNI oleh DPR RI.
Pasalnya, PDIP merupakan partai dengan kursi terbanyak di DPR. Selain itu, Ketua DPR juga dijabat oleh Ketua DPP PDIP. Lalu, Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU TNI adalah kader PDIP, Utut Adianto.
“Kemungkinan PDIP merapat atau lebih besar berperan sebagai mitra strategis menguat sejak Revisi UU TNI kemarin,” kata Agung kepada Kompas.com, Kamis (5/6/2025).
“Menimbang tinggal PDIP yang tersisa di luar KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus. Apalagi, dengan status PDIP sebagai jawara pileg (pemilihan legislatif), otomatis posisi tawar PDIP menjadi menarik,” ujarnya lagi.
100 Persen Masuk Pemerintahan?
Bahkan, Agung mengatakan, PDIP juga berpeluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo.
“Tapi tak menutup kemungkinan PDIP 100 persen masuk pemerintahan. Walaupun, untuk sementara peluangnya merapat penuh kecil,” katanya.
Sebab, menurut dia, Ketua Umum PDIP Megawati dalam beberapa kesempatan menyebut bahwa partainya sedang “babak belur”. Sehingga, posisi mendekat ke pemerintahan menjadi pilihan rasional.
“Sebagaimana Ibu Mega sampaikan dalam beberapa kesempatan bahwa partainya sedang ‘babak belur’, tentu arahan lebih mendekat ke pemerintah menjadi hal yang rasional, realistis agar peruntungan politik PDIP sepanjang empat tahun ke depan lebih baik atau tak ‘babak belur’ terus,” ujarnya.
Atas dasar itu, Agung menilai bahwa PDIP memang sangat berpeluang menjadi mitra strategis pemerintah. Meskipun, keputusan akhir bakal diumumkan dalam kongres yang rencananya bakal digelar pada tahun 2025 ini.
“Sehingga Kongres yang kelak digelar nanti diprediksi mengafirmasi bahwa PDIP lebih condong berperan sebagai mitra strategis (75 persen) dan mitra kritis (25 persen),” kata Agung.
Diketahui, PDIP adalah satu-satunya partai di Parlemen yang tidak bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo.
Namun, PDI-P juga tidak secara tegas menyatakan bahwa berada di pihak yang berseberangan dengan pemerintahan Prabowo.
Sejumlah politikus PDIP berkali-kali hanya menyampaikan bahwa bakal membantu pemerintah dalam membangun bangsa. Meskipun bukan bagian dari koalisi atau berada di luar pemerintahan.
Dasco Bertemu Megawati Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyambangi kediaman Megawati.
Dasco menyebut bahwa dirinya diutus oleh Presiden Prabowo Subianto untuk bersilaturahmi.
“Ya kami memang diutus menyampaikan beberapa hal dan pesan yang sudah disampaikan,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Namun, Dasco tidak mau mengungkapkan pesan Prabowo yang disampaikan kepada Megawati. Dia menegaskan bahwa pesan dari Prabowo ke Megawati bersifat rahasia atau konfidensial.
“Pesan itu enggak boleh disampaikan dong di sini. Konfidensial,” ujar Dasco.
Dasco hanya mengatakan bahwa Megawati juga menitipkan pesan balasan untuk Prabowo.
Hanya saja, dia lagi-lagi enggan mengungkapkan isi pesan dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu untuk Prabowo.
“Dan kami juga membawa pesan balik dari Ibu Megawati kepada Pak Prabowo,” kata Dasco.
Saat ditanyakan soal kemungkinan PDIP bergabung dalam pemerintahan Prabowo, Dasco menyebut, tidak membahas soal peluang tersebut saat bertemu Megawati.
“Kami perlu sampaikan bahwa dalam silaturahmi itu belum ada pembahasan-pembahasan tentang hal tersebut dan kami tidak bahas pembahasan soal itu,” ujar Dasco.
Terbit di: Kompas