logotrias
  • Tentang Kami
  • Layanan
  • Portofolio
  • Publikasi
  • Artikel
Contact Us
Kutipan, Media

Jokowi dan PDIP Sama-Sama Mengaku Ditarget Operasi Politik, Pengamat Ungkap Strategi di Baliknya

July 31, 2025 admin
Jokowi dan PDIP Sama-Sama Mengaku Ditarget Operasi Politik, Pengamat Ungkap Strategi di Baliknya
MEGA JOKOWI - Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tiga Pilar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Tangerang, Banten, Sabtu (16/12/2017). Kini, Jokowi yang sudah mantan presiden, mengaku menajadi target pelemahan politik. Di saat yang hampir bersamaan, Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning juga menyebut PDIP menjadi target pelemahan politik.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Presiden ke-7 RI, Jokowi, dan elite PDIP mengeluarkan pernyataan soal adanya operasi politik pelemahan.

Jokowi mengaku ditarget agar integritas dan citranya hancur melalui kasus tudingan ijazah palsu hingga desakan pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Sementara, PDIP mengaku sedang dilemahkan agar perolehan suaraya pada Pemilu 2029 anjlok hingga tersisa 7 persen. 

Keduanya juga kompak enggan mengungkap sosok di balik pengendali agenda politik yang dimaksud.

Menganalisis pernyataan tersebut, pengamat politik Agung Baskoro melihat ada strategi politik di baliknya.

Agung menganggap Jokowi dan PDIP sedang memainkan taktik politik yang sama untuk mengincar pemilih psikologis.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis itu, memaparkan, pemilih psikologis adalah pemilih yang mendasari keputusannya berdasarkan emosi.

Dengan mengaku dizalimi, Jokowi dan PDIP akan mendapat empati dari kelompok pemilih psikologis.

“Ini mungkin untuk menyentuh para pemilih-pemilih yang sifatnya emosional, irasional, yang teridentifikasi sebagai pemilih psikologis.”

“Karena kan ada banyak perilaku pemilih, ada yang rasional, ada yang sosiologis, ada yang psikologis.”

“Yang psikologis ini yang mana, yang persaannya disentuh, yang emosinya dilibatkan oleh para elite kita, baik Pak Jokowi, Mbak Ning (Ribka Tjiptaning), ataupun elite yang lain berupaya ada semacam situasi di mana mereka itu termasuk dizalimi, dan publik kita yang semi irasional tadi mudah tersentuh, mudah kasihan,” papar Agung di Program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Kamis (31/7/2025).

Pemilih psikologis yang sudah berempati akan mudah diarahkan untuk memilih sosok atau partai tertentu.

“Ketika itu berhasil diraih dalam persepsi dan imajinasi mereka, top of mind semacam itu, akan dengan mudah diarahkan ke tokoh tertentu, partai tertentu,” jelasnya.

Sebagai informasi, Jokowi dan PDIP memiliki sejarah yang panjang.

Ayah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep  itu merupakan mantan kader PDIP sejak maju menjadi Calon Wali Kota Solo pada 2005.

Kebersamaan Jokowi dan partai banteng semakin erat kala Pilkada Jakarta 2012. Jokowi diboyong PDIP ke panggung politik ibu kota sampai menjadi Gubernur Jakarta.

Tak sampai selesai satu periode, PDIP mencalonkan Jokowi menjadi presiden pada Pilpres 2014. Jokowi pun menjadi presiden berkat dukungan PDIP sampai dua periode.

Namun, di akhir masa baktinya, hubungan Jokowi dan PDIP retak. Suami Iriana itu tidak mendukung paslon usungan PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. Jokowi justru mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putranya, Gibran Rakabuming Raka.

PDIP akhirnya memecat Jokowi, dan juga Gibran, serta menantunya, Bobby Nasution pada akhir 2024. Jokowi dan keluarganya dicap pengkhianat, Hubungan Jokowi dan PDIP, khususnya sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri tak kunjung mereda hingga kini.

Agenda Besar Politik Turunkan Reputasi Jokowi

Beberapa bulan terakhir, Jokowi dan keluarga dirundung sejumlah persoalan, di antaranyaa tudingan ijazah palsu hingga desakan pemakzulan terhadap Gibran.

Jokowi menyebut ada agenda besar di balik dua isu yang terus dihembuskan itu.

“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan,” ungkapnya saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (14/7/2025) lalu, dikutip dari TribunSolo.

Ia pun mengakui ada upaya untuk menurunkan reputasinya akhir-akhir ini. 

Termasuk mengaburkan prestasi-prestasi yang ia lakukan selama dua periode memimpin sebagai Presiden RI.

“Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade,” terangnya.

“Buat saya biasa-biasa saja. Termasuk itu (pemakzulan). Isu ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik,” jelasnya.

Terkait dengan kasus dugaan ijazah palsu yang masih terus bergulir, ia meminta masyarakat mengikuti proses hukum yang sedang berjalan.

“Ini kan dalam proses hukum. Saya baca kemarin sudah dalam proses penyidikan. Ya sudah serahkan kepada proses hukum yang ada. Kemudian nanti kita lihat di sidang yang ada di pengadilan seperti apa,” tuturnya.

Jokowi juga nenyebut ada orang besar yang mengatur agenda pelemahan integritas dirinya dan keluarga itu.

Sayangnya, Jokowi enggan menyebut namanya.

“Kan saya sudah sampaikan feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan. Artinya memang ada orang besar ada yang mem-backup. Semua udah tahu lah,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Jumat (25/7/2025).

PDIP Ditarget 7 Persen

Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning mendengar kabar adanya pihak yang ingin melemahkan PDIP.

PDIP ditarget hanya mendapat perolehan suara 7 persen pada Pemilu 2029.

Seperti diketahui, PDIP masih menjadi pemegang suara terbanyak nasional pada PIleg 2024 lalu, dengan perolehan 16,72 persen.

“Maksudnya kan supaya PDIP ini tidak terjadi konsolidasi, supaya kecil, supaya kalah. Saya denger lho mereka menarget kita (hanya dapat) 7 persen 2029. Salah hitung (lawan). PDIP tuh justru kalau diginiin malah terjadi kebangkitan,” ujar Ribka saat peringatan 29 tahun peristiwa Kudatuli di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (27/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ribka menegaskan upaya menekan PDIP melalui berbagai bentuk intimidasi dan ketidakadilan, justru akan menjadi pemicu konsolidasi di tubuh partai berlambang banteng tersebut.

“Lihat aja, kalau kita diginiin terus, ini akan menggelembung ya. Massa PDIP tuh kayak gitu. Kalau kita diintimidasi, dicurangi, diabaikan, itu akan terus mengkonsolidasi. Jadi mereka tuh salah hitung lawan kita ini,” jelas Ribka.

Menurut Ribka, karakter PDIP adalah semakin ditekan, semakin solid.

Oleh karena itu, dia meyakini tekanan yang saat ini dirasakan partainya hanya akan memperkuat semangat perjuangan para kader.

“Bedanya PDIP tuh begitu. Semakin ditekan, semakin dia mengkonsolidasi. Salah hitung mereka,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Ribka juga menyinggung sejumlah pihak yang dulunya pernah berjuang bersama, namun kini dinilai telah berkompromi dengan kekuatan yang sebelumnya dianggap menindas.

“Kan di sana juga banyak teman-teman dulu, PRD-PRD. Ya kan dulu kita berjuang bersama lho sama mereka. Perlu saya sebut satu-satu? Tapi kan mereka bisa berkompromi dengan penculiknya. Kalau saya nggak bisa kayak gitu. Ini kan sikap politik, biar beda,” pungkasnya.

Saat ditanya soal sosok yang menarget PDIP, Ribka enggan mengungkapkannya, dan mengaku hanya untuk konsumsi internal.

“Enggak usahlah, ini untuk kami saja,” ujar Ribka kepada Kompas.com, Selasa (29/7/2025).

“Buat kami suatu cambuk untuk terus bergerak dan berjuang,” ucap Ribka.


Terbit di Tribunnews

  • TribunNews
admin

Trias Politika Strategis adalah lembaga riset, survei, dan strategi politik. Fokus mengawal demokrasi Indonesia melalui layanan akademis berkualitas, pemenangan politik, media monitoring, serta pendampingan politik, dengan pengalaman mendukung partai, perusahaan, dan kandidat strategis.

Post navigation

Previous
Next

Search

Categories

  • Kutipan (245)
  • Media (250)
  • Press Release (4)
  • Uncategorized (2)

Recent posts

  • Indonesian President’s pardon of 2 convicted politicians targets unity, but may hurt justice system
    Indonesian President’s pardon of 2 convicted politicians targets unity, but may hurt justice system
  • Mengapa PDIP Memutuskan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo
    Mengapa PDIP Memutuskan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo
  • Mengapa Reaksi Pemerintah terhadap Pengibaran Bendera One Piece Dianggap Blunder
    Mengapa Reaksi Pemerintah terhadap Pengibaran Bendera One Piece Dianggap Blunder

Tags

Alinea Berita Satu Bisniscom Bloomberg CNA CNN CNNIndonesia Detikcom IDN Times Inilahcom Jawa Pos Katadata Kompas Kumparan Liputan 6 Media Indonesia Merdeka Metro TV Metro TV News Rakyat Merdeka Republika SINDONews Sin Po Suara Tempo The Jakarta Post The Star The Strait Times Tirto TribunNews Viva VOI Warta Kota

Lanjut membaca

Jokowi dan Prabowo
Kutipan, Media

Berikan Abolisi ke Tom Lembong dan Amnesti ke Hasto, Bagaimana Nasib Hubungan Prabowo dan Jokowi?

August 3, 2025 admin

Langkah Presiden RI Prabowo Subianto memberi abolisi bagi Tom Lembong maupun amnesti untuk Hasto Kristiyanto masih menjadi perbincangan hangat.  Belakangan hal itu juga menyinggung bagaimana nasib hubungan Prabowo dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) setelah keputusan tersebut.   Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro mengatakan hubungan Prabowo dan Jokowi dipastikan tetap terjalin seperti biasa meski sekarang memasuki fase normalisasi. “Relasi Presiden […]

Prabowo Kaget Banyak Kader PSI di Kabinet, Pengamat Singgung Pengaruh Keluarga Solo
Kutipan, Media

Prabowo Kaget Banyak Kader PSI di Kabinet, Pengamat Singgung Pengaruh Keluarga Solo

July 22, 2025 admin

Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, mengomentari keheranan Presiden Prabowo Subianto soal banyaknya kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabinet Merah Putih. Agung mengatakan PSI bukanlah sekadar partai kecil biasa karena di belakangnya ada keluarga Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) alias keluarga Solo, Jawa Tengah. Pengamat lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga […]

Jokowi 'Diserang' Isu Ijazah hingga Pemakzulan Gibran, Pengamat- PSI Setia tapi Masih Kurang Militan
Kutipan, Media

Jokowi ‘Diserang’ Isu Ijazah hingga Pemakzulan Gibran, Pengamat: PSI Setia tapi Masih Kurang Militan

July 20, 2025 admin

TRIBUNNEWS.COM – Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menanggapi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai yang masih setia kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di tengah berbagai serangan isu yang menerpanya. Setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi kini diterpa sederet cobaan. Dua isu besar di antaranya adalah ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) miliknya dituding palsu, hingga wacana pemakzulan putra sulungnya, Wakil […]

logotrias

Lembaga penyelenggara jasa riset/survei, media monitoring, analisa strategi politik, pemenangan politik, dan pendampingan politik pasca memenangkan pemilihan.

About Us
  • About Us
  • What We Do
  • Our Work
  • Publications
  • News & Insight
  • Contact Us
Social
  • WhatsApp
  • X/Twitter
  • Instagram
  • Facebook
  • Youtube
  • Tiktok
© 2024 Trias Politika Strategis. All rights reserved.
  • Web Development by Metahuis