logotrias
  • Who We Are
  • What We Do
  • Our Work
  • Publication
  • News & Insight
Contact Us
Kutipan, Media

Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi

May 3, 2025 admin
Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Hasan Nasbi mengundurkan diri sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Apa penyebab di balik keputusan itu Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto menolak atau memilih orang lingkaran terdekat sebagai penggantinya?

HASAN NASBI mengumumkan mundur sebagai Kepala PCO lewat video yang diunggah akun Instagram Total Politik pada 29 April 2025. Ia mengungkap alasan di balik keputusan itu karena ada sesuatu dan persoalan yang tidak bisa ditangani lagi.

“Kami pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi,” ucap Hasan Nasbi.

Surat pengunduran diri telah diserahkan Hasan Nasbi kepada Prabowo sejak 21 April 2025. Namun tidak secara langsung, yakni lewat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

PCO merupakan lembaga baru yang dibentuk di masa Presiden Joko Widodo atau Jokowi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2024. Jokowi kemudian melantik Hasan Nasbi yang berlatar belakang konsultan politik sekaligus pendiri lembaga survei Cyrus Network tersebut sebagai Kepala PCO pada 19 Agustus 2024.

Hasan Nasbi diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi. Kedekatan itu berawal sejak Jokowi maju di Pilkada Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Selain itu Hasan Nasbi juga turut beperan penting di balik kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. Lalu berlanjut pada Pilpres 2024 ketika ia menjadi juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo yang maju berpasangan dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Terkait keputusannya mundur sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi menekankan hal itu telah didasari atas pertimbangan matang. Menurut dia saat ini sudah waktunya ‘menepi ke luar lapangan dan duduk di kursi penonton’.

“Saya memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” ujarnya.

Dua Faktor

Isu mundurnya Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO sebenarnya telah mencuat sejak lama. Khususnya setelah ia mendapat sorotan usai melontarkan celetukan ‘dimasak saja’ saat menanggapi kasus teror kepala babi di Kantor Redaksi Tempo pada 21 Maret 2025. Pernyataan Kepala PCO itu bahkan diakui Prabowo sebagai bentuk keteledoran.

Beredar kabar keputusan Hasan Nasbi mundur tidak terlepas dari persoalan anggaran PCO. Sebagai Kepala PCO ia juga disebut-sebut acap kali tak dilibatkan dalam rapat-rapat di Istana Kepresidenan.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai celetukan ‘dimasak saja’ dalam menanggapi kasus teror kepala babi ke Kantor Tempo memang kesalahan yang cukup fatal. Namun, persoalan anggaran PCO dan politis terkait sulitnya akses informasi serta komunikasi dengan pemerintahan bisa jadi sebagai penyebab lain di balik mundurnya Hasan Nasbi.

“Saya kira dua alasan itu yang bisa diobjektifikasi dan dirasionalisasi sebagai rangkaian peristiwa yang menyebabkan Hasan Nasbi mundur,” kata Agung kepada Suara.com, Rabu (30/4/2025).

Sebagai Kepala PCO, kata Agung, Hasan Nasbi memang akan kesulitan menerjemahkan pikiran presiden jika akses informasi dan komunikasi yang ia dapat itu terbatas. Sehingga tak heran akhirnya pernyataan-pernyataan yang keluar ke publik justru acap kali berseberang dengan apa yang dikehendaki kepala negara.

“Secara politis tidak bisa dipungkiri seorang jubir harus punya chemistry dengan presiden. Kita punya komparasi di masa lalu seperti Andi Mallarangeng di era SBY,” jelasnya.

Kendati begitu, Agung mengapresiasi Hasan Nasbi yang berani mengambil keputusan mundur sebagai Kepala PCO. Langkah tersebut menurutnya patut dijadikan contoh bagi pejabat atau menteri-menteri lain di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.

“Pengunduran diri semacam ini bisa menjadi standar moral yang baik bagi seluruh anggota Kabinet Merah Putih ketika mereka gagal dalam menjalankan tugas atau melakukan kesalahan fatal,” tuturnya.

Pilih Orang Terdekat

Dosen Ilmu Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno memprediksi Prabowo akan menunjuk orang terdekat atau lingkaran terdalam sebagai Kepala PCO pengganti Hasan Nasbi. Salah satunya mengarah kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Digital atau Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo.

“Angga satu sosok terdekat yang berada di lingkaran terdalam presiden. Kalau Prasetyo terlihat tetap jubir istana plus Mensesneg,” kata Adi kepada Suara.com.

Pada 17 April 2025 lalu, Mensesneg Prasetyo Hadi mengumumkan dirinya telah ditunjuk Prabowo untuk menjadi juru bicara presiden. Selain itu ia juga turut merekomendasikan Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo dan Wamensesneg Juri Ardiantoro kepada Prabowo agar dilibatkan sebagai jubir.

Adi menilai kriteria Kepala PCO selain memiliki kecakapan dalam komunikasi publik ia memang harus memiliki kedekatan dengan presiden. Sehingga tanpa presiden bicara sekalipun ia nantinya mampu menerjemahkan apa keinginan, pikiran, visi dan misi termasuk gesture tubuh yang diinginkan.

“Yang bisa menafsirkan ini tentu saja adalah sosok yang memang melekat, cukup identik dan menjadi bagian dari lingkaran terdalam sosok Prabowo,” ujar Adi.

Sementara Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan, Prabowo hingga kekinian belum menentukan sosok pengganti Hasan Nasbi. Menurutnya, Prabowo akan terlebih dahulu mempelajari surat permohonan tersebut.

“Beliau menyampaikan bahwa akan mempelajari terlebih dahulu,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/4).

Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan atau OKK DPP Partai Gerindra itu juga mengungkap kemungkinan Prabowo menolak permohonan pengunduran diri Hasan Nasbi. Prasetyo menyebut Prabowo rencananya juga akan bertemu dengan Hasan Nasbi untuk membahas hal tersebut.

“InsyaAllah nanti diatur waktunya,” katanya.


Sumber: Suara

  • Suara
admin

Trias Politika Strategis adalah lembaga riset, survei, dan strategi politik. Fokus mengawal demokrasi Indonesia melalui layanan akademis berkualitas, pemenangan politik, media monitoring, serta pendampingan politik, dengan pengalaman mendukung partai, perusahaan, dan kandidat strategis.

Post navigation

Previous
Next

Search

Categories

  • Kutipan (164)
  • Media (167)
  • Press Release (4)

Recent posts

  • Tak Cuma Butuh Fulus agar Jalan PPP Kembali ke Senayan Bisa Mulus
    Tak Cuma Butuh Fulus agar Jalan PPP Kembali ke Senayan Bisa Mulus
  • Tolak PPP, Jokowi Makin Dekat Jadi Ketua Umum PSI? Pengamat Singgung Kesamaan Ideologi
    Tolak PPP, Jokowi Makin Dekat Jadi Ketua Umum PSI? Pengamat Singgung Kesamaan Ideologi
  • Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?
    Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?

Tags

Alinea Berita Satu Bisniscom Bloomberg CNA CNN CNNIndonesia Detikcom Katadata Kompas Kumparan Liputan 6 Media Indonesia Metro TV Rakyat Merdeka Republika SINDONews Sin Po Suara Tempo The Jakarta Post The Strait Times Tirto TribunNews VOI

Lanjut membaca

Amran Sulaiman dan Mimpi Besar PPP Lolos Parlemen
Kutipan, Media

Amran Sulaiman dan Mimpi Besar PPP Lolos Parlemen

May 27, 2025 admin

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berupaya mendekati Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjadi ketua umum. Selain karena ketokohannya, kekuatan logistik Amran turut menjadi perhitungan. Lantas, seberapa besar kekuatan logistik itu mampu menjamin PPP kembali ke Senayan? KETUA Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy alias Rommy berulang kali meyakinkan Amran agar mau menjadi ketua umum. Rommy yang mengaku telah berteman baik selama dua dekade, […]

Kutipan, Media

Jokowi Lirik Kursi Ketum PSI, Peluang dan Tantangan di Depan Mata

May 19, 2025 admin

Setelah dipecat dari PDI Perjuangan, Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi belum memutuskan bergabung atau membuat partai politik. Termutakhir ia mulai melirik kursi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mungkinkah Jokowi memilih berlabuh ke PSI? Apa untung dan ruginya? MUTAKHIR di sebuah rumah makan di Solo, Jawa Tengah, Jokowi kepada awak media mengaku tengah mengkalkulasi kemungkinan dirinya mendaftar sebagai Ketua Umum PSI. […]

Sesumbar Kasih Gaji Rp 10 Juta per KK Kalau Jadi Gubernur DKI, Dedi Mulyadi Dinilai Ambisius
Kutipan, Media

Sesumbar Kasih Gaji Rp 10 Juta per KK Kalau Jadi Gubernur DKI, Dedi Mulyadi Dinilai Ambisius

May 13, 2025 admin

Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menyebut akan memberi gaji Rp10 juta per kepala keluarga (KK) jika menjadi Gubernur Jakarta dinilai ambisius tapi tidak kontekstual. Pengamat politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengkritisi sikap Dedi Mulyadi yang diingatkan harusnya fokus dahulu membangun wilayah Jawa Barat. “Mana bisa fokus bangun Jabar kalau udah ambisi jadi gubernur […]

logotrias

Lembaga penyelenggara jasa riset/survei, media monitoring, analisa strategi politik, pemenangan politik, dan pendampingan politik pasca memenangkan pemilihan.

About Us
  • About Us
  • What We Do
  • Our Work
  • Publications
  • News & Insight
  • Contact Us
Social
  • WhatsApp
  • X/Twitter
  • Instagram
  • Facebook
  • Youtube
  • Tiktok
© 2024 Trias Politika Strategis. All rights reserved.
  • Web Development by Metahuis