logotrias
  • Who We Are
  • What We Do
  • Our Work
  • Publication
  • News & Insight
Contact Us
Kutipan, Media

Amran Sulaiman dan Mimpi Besar PPP Lolos Parlemen

May 27, 2025 admin
Amran Sulaiman dan Mimpi Besar PPP Lolos Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berupaya mendekati Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjadi ketua umum. Selain karena ketokohannya, kekuatan logistik Amran turut menjadi perhitungan. Lantas, seberapa besar kekuatan logistik itu mampu menjamin PPP kembali ke Senayan?

KETUA Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy alias Rommy berulang kali meyakinkan Amran agar mau menjadi ketua umum. Rommy yang mengaku telah berteman baik selama dua dekade, bahkan sampai menemui langsung Amran di Makassar, Sulawesi Selatan.

“Saya butuh berkali-kali meyakinkan beliau untuk bersedia maju, sampai saya harus ke Makassar meyakinkan beliau. Sampai saat ini pun Pak Amran masih wait and see,” kata Rommy dalam keterangannya dikutip Suara.com, Senin (26/5/2025).

Upaya untuk mendekati Amran, tidak hanya dilakukan Rommy. Tetapi juga dilakukan beberapa petinggi PPP. Termasuk Plt. Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Rommy menyebut Mardiono sudah beberapa kali bertemu dengan Amran. Salah satunya saat lebaran Idulfitri 2025 kemarin. Saat itu Mardiono turut membawa belasan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP ke Pantai Gapura —guest house pribadi milik Amran— di Makassar untuk halalbihalal.

“Bagi saya, maknanya tunggal, bahwa Pak Mardiono sudah menerima jika Pak Amran memimpin PPP ke depan,” jelas Rommy.

Romahurmuziy
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy alias Rommy. (Suara.com/Bagaskara)

Selain itu Rommy juga sempat menyambangi mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Solo, Jawa Tengah untuk meminta pendapat terkait calon ketua umum PPP. Saat itu Jokowi menyodorkan sejumlah nama di antaranya; Sandiaga Uno, Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurachman, Marzuki Alie, Agus Suparmanto, dan Amran Sulaiman.

Dari sejumlah nama tersebut, Jokowi kemudian menyarankan agar PPP fokus kepada Amran. Namun, Rommy menegaskan itu bukan bentuk cawe-cawe Jokowi.

“Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan Pak Jokowi dari nama-nama tersebut Pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang,” tuturnya.

Rommy menilai Amran berlatar belakang pengusaha adalah sosok yang tepat dan dibutuhkan PPP agar bisa kembali masuk ke Senayan setelah gagal di Pemilu 2024. Sebab untuk mencapai tujuan itu tidak hanya dibutuhkan ketokohan tapi juga kekuatan logistik.

“Konsep saya untuk kembalinya PPP ke Senayan pada Pemilu 2029 memang mencari ‘Tokoh yang sekaligus Tauke’,” kata Rommy.

Kendati begitu, Rommy membantah ini sebagai upaya Andi Syamsuddin Arsyad atau yang dikenal dengan nama Haji Isam untuk mengakuisi PPP. Amran diketahui merupakan kerabat dekat Isam. Sebagai konglomerat Isam dinilai Rommy tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Terlebih Isam juga telah memiliki kedekatan dengan banyak anggota Kabinet Merah Putih dari lintas partai.

Terkait seberapa besar kemungkinan Amran menjadi Ketua Umum PPP, Rommy menyebut sepenuhnya dikembalikan kepada muktamirin selaku pemegang suara.

“Apakah Pak Amran betul-betul akan menjadi Ketum PPP pada Muktamar September 2025 mendatang? Waktu masih cukup panjang untuk kejutan-kejutan lainnya. Tugas saya dan para senior di DPP hanya menyajikan menu terbaik,” katanya.

Seberapa Besar Peluang PPP Lolos ke Senayan?

Pengamat politik dari Institute for Advanced Research (IFAR) Universitas Katolik Atma Jaya, Yoes Kenawas menilai upaya PPP mendekati Amran sebagai pilihan rasional. Namun kekuatan logistik yang dimiliki Amran itu menurutnya tidak menjamin PPP lolos ke Senayan pada Pemilu 2029.

Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menghadap Presiden Prabowo di Istana, Jakarta. (Suara.com/Novian)

“Kita belajar dari Perindo, meski dibeking dengan kekuatan finansial Harry Tanoe tetap juga tidak bisa lolos ke Senayan,” jelas Yoes kepada Suara.com.

Walau begitu posisi Amran yang dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertanian dapat memberikan keuntungan secara politik bagi PPP. Setidaknya, kata Yoes, jika Amran benar terpilih menjadi ketua umum, akses bagi PPP yang saat ini berada di luar pemerintahan akan terbuka.

“Buat PPP ini kepentingan pragmatis baik secara finansial atau politik. Ini memang pilihan rasional,” ujarnya.

Yoes menilai kekalahan PPP di Pemilu 2024 sebenarnya juga tidak serta merta karena faktor logistik. Tetapi juga faktor figur. Mengingat kurangnya kekuatan figur PPP membuat ceruk pemilih Nahdlatul Ulama (NU) saat ini lebih banyak dikuasai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah pimpinan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang justru dikenal lebih dekat dengan para kiai-kiai pesantren yang menjadi basis PPP dulu.

“Jadi mengandeng Amran Sulaiman sebagai Ketum PPP adalah pilihan rasional, tapi belum tentu menjamin PPP dapat lolos ke Senayan pada Pemilu 2029,” tutur Yoes.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro sependapat dengan Yoes. Menurutnya, kesuksesan sebuah partai tidak bisa ditopang oleh kekuatan sumber daya keuangan atau logistik. Tetapi juga dibutuhkan figur atau sosok kuat yang mampu menggerakkan mesin-mesin partai.

“Apakah Amran ini relevan dengan kebutuhan dan tantangan elektoral PPP yang membutuhkan sosok kuat untuk mengembalikan kejayaan partai setelah sebelumnya Plt. Ketum Mardiono belum mampu membawa PPP lolos ambang batas parlemen?” ujar Agung kepada Suara.com.

Pertanyaan itu, kata Agung, perlu menjadi dasar pertimbangan PPP. Sebab selain kekuatan logistik dan mesin partai, untuk membawa PPP kembali lolos ke Senayan sangat diperlukan ketua umum yang memiliki figur kuat.

“Jadi tiga hal itu akan menjadi tantangan bagi PPP untuk bisa kembali masuk ke parlemen di 2029,” jelasnya.

Sementara Analis Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai PPP sebaiknya mendorong kadernya sendiri untuk maju sebagai ketua umum. Sebab selain tidak menjamin bisa lolos ke Senayan, upaya PPP mendekati Amran agar bisa menjadi ketua umum itu juga dapat dimaknai sebagai bentuk kegagalan partai melakukan kaderisasi.

“Padahal salah satu fungsi dan tugas partai itu adalah melakukan kaderisasi,” pungkasnya.


Sumber: Suara

  • Suara
admin

Trias Politika Strategis adalah lembaga riset, survei, dan strategi politik. Fokus mengawal demokrasi Indonesia melalui layanan akademis berkualitas, pemenangan politik, media monitoring, serta pendampingan politik, dengan pengalaman mendukung partai, perusahaan, dan kandidat strategis.

Post navigation

Previous
Next

Search

Categories

  • Kutipan (164)
  • Media (167)
  • Press Release (4)

Recent posts

  • Tak Cuma Butuh Fulus agar Jalan PPP Kembali ke Senayan Bisa Mulus
    Tak Cuma Butuh Fulus agar Jalan PPP Kembali ke Senayan Bisa Mulus
  • Tolak PPP, Jokowi Makin Dekat Jadi Ketua Umum PSI? Pengamat Singgung Kesamaan Ideologi
    Tolak PPP, Jokowi Makin Dekat Jadi Ketua Umum PSI? Pengamat Singgung Kesamaan Ideologi
  • Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?
    Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?

Tags

Alinea Berita Satu Bisniscom Bloomberg CNA CNN CNNIndonesia Detikcom Katadata Kompas Kumparan Liputan 6 Media Indonesia Metro TV Rakyat Merdeka Republika SINDONews Sin Po Suara Tempo The Jakarta Post The Strait Times Tirto TribunNews VOI

Lanjut membaca

Kutipan, Media

Jokowi Lirik Kursi Ketum PSI, Peluang dan Tantangan di Depan Mata

May 19, 2025 admin

Setelah dipecat dari PDI Perjuangan, Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi belum memutuskan bergabung atau membuat partai politik. Termutakhir ia mulai melirik kursi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mungkinkah Jokowi memilih berlabuh ke PSI? Apa untung dan ruginya? MUTAKHIR di sebuah rumah makan di Solo, Jawa Tengah, Jokowi kepada awak media mengaku tengah mengkalkulasi kemungkinan dirinya mendaftar sebagai Ketua Umum PSI. […]

Sesumbar Kasih Gaji Rp 10 Juta per KK Kalau Jadi Gubernur DKI, Dedi Mulyadi Dinilai Ambisius
Kutipan, Media

Sesumbar Kasih Gaji Rp 10 Juta per KK Kalau Jadi Gubernur DKI, Dedi Mulyadi Dinilai Ambisius

May 13, 2025 admin

Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menyebut akan memberi gaji Rp10 juta per kepala keluarga (KK) jika menjadi Gubernur Jakarta dinilai ambisius tapi tidak kontekstual. Pengamat politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengkritisi sikap Dedi Mulyadi yang diingatkan harusnya fokus dahulu membangun wilayah Jawa Barat. “Mana bisa fokus bangun Jabar kalau udah ambisi jadi gubernur […]

Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi
Kutipan, Media

Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi

May 3, 2025 admin

Hasan Nasbi mengundurkan diri sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Apa penyebab di balik keputusan itu Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto menolak atau memilih orang lingkaran terdekat sebagai penggantinya? HASAN NASBI mengumumkan mundur sebagai Kepala PCO lewat video yang diunggah akun Instagram Total Politik pada 29 April 2025. Ia mengungkap alasan di balik keputusan itu […]

logotrias

Lembaga penyelenggara jasa riset/survei, media monitoring, analisa strategi politik, pemenangan politik, dan pendampingan politik pasca memenangkan pemilihan.

About Us
  • About Us
  • What We Do
  • Our Work
  • Publications
  • News & Insight
  • Contact Us
Social
  • WhatsApp
  • X/Twitter
  • Instagram
  • Facebook
  • Youtube
  • Tiktok
© 2024 Trias Politika Strategis. All rights reserved.
  • Web Development by Metahuis