Jokowi dan PSI: Antara Butuh Kendaraan Politik dan Figur Kuat

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut, relevan jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebab, rekam jejak politik Jokowi yang memulai jabatan sipil dari bawah menjadi Wali Kota Solo hingga menjadi Presiden ke-7 RI. Diketahui, PSI tengah membuka pendaftaran bakal calon ketua umum baru mulai Selasa, 13 Mei 2025. “PSI menjadi relevan dan ini sesuai rekam-jejak politik Jokowi yang memulai sesuatu dari level mikro lewat walikota, gubernur sampai kemudian menjelma di pentas utama panggung politik kita dengan menjadi Presiden 2 periode,” kata Agung kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2025).
Apalagi, menurut Agung, Jokowi membutuhkan kendaraan politik. Di sisi lain, PSI membutuhkan figur yang kuat untuk meningkatkan perolehan suaranya.
“Secara institusional, PSI butuh figur kuat, sementara secara personal Jokowi butuh kendaran politik untuk menopang legacy pemerintahannya selama dua periode, pengaruhnya di eksekutif, legislatif, dan pos-pos strategis lainnya,” ujarnya. Ditambah lagi, Agung mengatakan, saat ini partai politik (parpol) di parlemen sudah memiliki figur ketua umum masing-masing. Sehingga, PSI bisa menjadi pilihan Jokowi. “Apalagi ada ekosistem politik, di mana partai-partai parlemen sudah punya ‘mataharinya’. Sehingga PSI menjadi relevan,” katanya.
Potensi Jadi Partai Menengah
Lebih lanjut, Agung berpandangan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi PSI menjadi partai menengah bahkan besar. Mengingat, adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas parlemen 4 persen, melainkan harus dirumuskan lagi. “PSI saat ini memang partai kecil, tapi tidak menutup kemungkinan menjadi partai menengah dan besar di tengah arahan penurunan parliamentary threshold (PT),” ujarnya. Namun, Agung menyebut, PSI harus lolos PT terlebih dahulu untuk masuk ke jajaran partai menengah. Apabila itu sudah terwujud, menurut dia, bukan tidak mungkin PSI menjadi benteng bagi Jokowi dalam menghadapi serangan politik. “Artinya, yang terdekat PSI lolos PT (parliamentary threshold) dulu, dan pekerjaan rumah perlu dituntaskan agar pengaruh dan bobot elektoral Jokowi tak ada lagi yang meragukan sekaligus di masa depan PSI bisa menjadi ‘benteng pertahanan politik’ Jokowi saat harus menghadapi beragam serangan-serangan politik,” kata Agung.
Diberitakan sebelumnya, pendaftaran calon ketua umum PSI dibuka pada 13 hingga 31 Mei 2025. Setelah itu, pada 18 Juni 2025, akan diumumkan siapa kandidat calon ketua umum PSI. Pada tanggal yang sama juga diumumkan daftar pemilih tetap (DPT) yang akan memiliki hak suara untuk memilih calon ketua umum PSI.
Selanjutnya, pada 19 Juni-11 Juli 2025, para calon ketua umum PSI akan memasuki periode kampanye. Lalu, pada 12-19 Juli 2025, dimulai masa pencoblosan oleh kader PSI secara daring. Terakhir, pengumuman ketua umum PSI terpilih dilaksanakan pada 19 Juli 2025 dan rencananya diumumkan di Solo, Jawa Tengah.
Nama Jokowi dan Kaesang
Terbaru, Ketua DPP PSI, William Aditya Sarana mengungkapkan, ada dua nama calon ketua umum PSI yang mencuri perhatian, yakni Jokowi dan putranya, Kaesang Pangarep. “Betul ada dua nama yang muncul dalam diskusi di internal partai kami, yakni antara para kader yang menyebut Pak Jokowi dan Mas Kaesang,” ujar William Aditya Sarana saat dihubungi Kompas.com, Jumat. Ketua Fraksi PSI DPRD Jakarta ini mengatakan, nama Jokowi muncul dalam diskusi internal partai sebagai salah satu figur yang dianggap layak untuk memimpin PSI ke depan.
“Pak Jokowi adalah mentor bagi kami. Jadi, Pak Jokowi punya tempat istimewa di sini. Sehingga, wajar apabila namanya digaungkan oleh kader kami,” kata William. “Pak Jokowi pernah menggagas ‘Partai Super Terbuka’ yang menginspirasi Pemira ini. Wajar jika kader PSI memberi tempat istimewa untuknya,” ujarnya lagi.
Selain Jokowi, nama Kaesang Pangarep juga masih menjadi bahan pertimbangan serius di internal PSI. William menyebut, kepemimpinan Kaesang selama ini dinilai positif dan masih diharapkan oleh banyak kader. “Ia juga telah menginspirasi banyak orang, terutama di kalangan internal. Kami melihat Mas Kaesang juga patut untuk kembali mencalonkan diri sebagai Ketum PSI,” ungkap William.
Sumber: Kompas