Video Monolog Gibran Dapat 108 Ribu “Dislike”, 6 Bulan Belum Buat Gebrakan?

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro berpandangan bahwa video monolog Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka lebih banyak mendapat respons negatif dari warganet karena dinilai tidak relevan. Meskipun, menurut Agung, video yang membahas soal generasi muda dan bonus demografi tersebut memiliki isi yang positif. “Secara substantif, video Mas Gibran sesungguhnya positif. Karena mengingatkan soal bonus demografi yang sekarang kita nikmati. Apalagi diafirmasi dengan kesuksesan film Jumbo dan Timnas U-17,” kata Agung kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2025). “Namun, monolog tersebut dianggap publik tak relevan,” ujarnya lagi.
Agung mengungkapkan, ada dua hal yang membuat publik menilai video monolog Gibran tersebut tidak relevan.
Pertama, sebagai Wapres, Gibran perlu menunjukkan kiprahnya secara nyata dan konsisten untuk mengoptimalkan bonus demografi sebagaimana dijelaskannya. Sebab, selama enam bulan menjadi Wapres, Gibran dinilai membuat suatu gebrakan yang dirasakan langsung oleh anak muda. “Jangan sampai, sebatas wacana atau narasi yang tumpul. Karena selama enam bulan ini, belum tampak gebrakan dari Mas Wapres,” kata Agung. Kedua, respons negatif merupakan bagian dari residu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memuluskan jalan Gibran maju sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Kemudian, beberapa masalah lainnya yang terkait dengan keluarga Gibran. Salah satunya, terkait polemik ijazah Presiden ke-7 RI yang juga ayah dari Gibran, Joko Widodo (Jokowi). “Sukar untuk tidak mengaitkan ketidaksukaan sebagian publik ini dengan ekses Pilpres 2024 yang menyeret soal masalah etik Mas Wapres di MK,” ujar Agung. “Residu-residu pilpres ini hanya salah satunya, di tengah beragam problem lain yang masih mengitari keluarga Solo secara intensif mulai terkait “Geng Medan’, terkait Hasto, soal ijazah, hingga esemka,” katanya lagi. Sebagaimana diketahui, dalam video monolog yang diunggah di kanal YouTube Gibran Rakabuming, Gibran mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030-2045. Pada kurun waktu tersebut, menurut dia, terdapat 208 juta penduduk Indonesia yang berada di usia produktif.
Oleh karena itu, Gibran menyebut bahwa itu adalah momentum bersejarah dan hanya terjadi satu kali. “Sebuah kondisi yang terjadi dalam sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif,” kata Gibran. Namun sayangnya, hingga Rabu (23/4/2025) pukul 13.35 WIB, video monolog Gibran itu mendapatkan dislike 108.157 kali dan telah ditonton sebanyak 867.319 kali.
Sumber: Kompas