Bisa Pakai Rompi Oranye, Metode Pelatihan Antikorupsi Harus Dibuat Efektif pada Retret Kepala Daerah

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menyoroti pentingnya penguatan materi antikorupsi dalam retret atau pembekalan kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Ia menilai metode pelatihan yang diterapkan selama ini masih kurang efektif dalam memberikan pemahaman mendalam mengenai dampak korupsi.
Agung mengusulkan pendekatan yang lebih nyata, seperti simulasi pengalaman langsung bagi peserta retret.
“Misalnya, mereka dipakaikan rompi oranye, mengunjungi sel narapidana korupsi, dan merasakan langsung bagaimana kehidupan di dalam penjara. Jika ini diliput media, akan lebih membekas di hati mereka bahwa menyelewengkan anggaran negara memiliki konsekuensi berat,” ujar Agung kepada Beritasatu.com, Sabtu (22/2/2025).
Menurutnya, metode pelatihan yang hanya berbasis teori dan diskusi kelas kurang memberikan dampak psikologis yang kuat bagi para peserta retret kepala daerah. Dibutuhkan pendekatan yang lebih interaktif dan menguji psikomotorik peserta agar mereka benar-benar memahami risiko korupsi.
Agung juga menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi terhadap kepala daerah setelah mengikuti retret ini. Ia menyarankan agar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan pihak terkait terus mengawasi implementasi anggaran serta pelayanan publik yang dilakukan para kepala daerah.
“Apakah mereka sudah menggunakan anggaran dengan benar? Apakah birokrasi di daerah mereka sudah melayani publik secara maksimal sesuai dengan arahan Presiden? Ini harus dipantau secara berkelanjutan,” tegasnya.
Selain itu, Agung berharap kepala daerah yang telah mengikuti retret dapat menularkan pemahaman yang sama kepada birokrat di bawahnya.
“Harapannya, kepala daerah ini bisa meretret bawahannya agar instruksi dari Presiden benar-benar sampai ke seluruh birokrasi. Karena pada akhirnya, mereka adalah jantung dari pelayanan publik di tingkat akar rumput,” pungkasnya.
Sumber: Berita Satu