Siapa Berani Usik PDIP?

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam beberapa kesempatan kerap menyinggung upaya pihak-pihak tertentu yang mencoba mengusik soliditas partai.
Menyinggung istilah yang dipopulerkan Bung Karno, Vivere Pericoloso, sepertinya lima tahun mendatang menjadi tahun ‘berbahaya’ bagi PDIP.
Kasus hukum Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto hingga tuntutan Mega mundur dari partai berlogo banteng moncong putih mulai mengudara jelang perhelatan besar Kongres pada April mendatang.
Teruntuk Hasto, ia saat ini sudah menyandang status tersangka kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan atau obstruction of justice.
Lantas, siapa yang berani menggoyang PDIP dan ada kepentingan apa di balik itu semua?
Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai upaya untuk mengguncang PDIP itu berasal dari luar.
“Saya melihat ini sebagai arahan eksternal ketimbang internal karena kita tahu kepemimpinan Ibu Mega sedari awal solid, kokoh sepanjang waktu dan bila ditanya siapa pihak eksternal dimaksud, saya kira ini tak lepas dari perseteruan panjang antara PDIP dengan Pak Jokowi,” ujar Agung kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/1).
Sebagai langkah preventif, menurut Agung ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh PDIP, terutama dengan mengambil sikap terhadap kader yang tersangkut kasus hukum termasuk Hasto.
Agung berkata PDIP bisa menunjuk sekretaris jenderal baru agar tidak mengganggu proses yang berjalan di internal partai.
“Tetapkan Plt Sekjen agar Hasto fokus dengan kasus hukumnya atau bahkan mencari sekjen baru sehingga tak ada kendala soal-soal teknis administratif maupun yang strategis sehingga citra partai sedikit banyak bisa terselamatkan dari anggapan minor publik,” kata dia.
Selanjutnya, Agung memandang konsolidasi internal harus semakin diperkuat lagi. Hal itu untuk mengantisipasi politik pecah belah menyikapi situasi yang sedang terjadi.
“Berikutnya yang paling penting adalah tetap membuka ruang komunikasi ke pemerintahan Prabowo, karena sedikit banyak ini bisa menjadi penyangga yang memastikan apa pun yang dihadapi oleh PDIP tetap sesuai dalam konteks aturan maupun hal-hal yang seharusnya,” imbuhnya.
Sosok Mega Tetap Dibutuhkan
Sementara itu, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago memandang PDIP akan sangat sulit digoyang selama Mega masih menjadi ketua umum. Menurut dia, Mega mempunyai kemampuan menjaga kesolidan partai.
“Bagaimanapun Bu Mega sebagai ketua umum partai punya kemampuan untuk menjaga soliditas itu, ada keretakan di internal saya pikir biasa. Selama ini kita lihat kemampuan Bu Mega menjadi hal utama dalam menjaga soliditas itu,” ucap Arifki.
Ia melihat ada indikasi untuk merusak soliditas di internal PDIP.
“Ya, tentu ada indikasi-indikasi. Persoalan bagaimana persaingan antara PDIP dengan Pak Jokowi dalam konteks presiden barangkali dalam kontestasi,” kata dia.
Arifki memandang apa yang sedang dialami oleh PDIP ini tidak berkaitan dengan suksesi kepemimpinan di PDIP untuk Kongres mendatang. Menurutnya, dalam kondisi saat ini, sosok Mega sangat dibutuhkan meskipun mengorbankan regenerasi kepemimpinan itu sendiri.
“Sebab, dengan guncangan-guncangan yang dihadapi internal PDIP ini tentu butuh orang yang bisa menyatukan faksi-faksi yang ada di PDIP walaupun tidak sebanyak seperti faksi di partai lain ya. Saya pikir selama Bu Mega masih memimpin masih bisa meredam itu,” tandasnya.
Sumber: CNN Indonesia