Bersama Wajah Baru, PSI Mulai Panaskan Mesin Politik untuk 2029

Berselang dua hari selepas dilantik sebagai Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tepatnya pada Minggu (29/9/2025) siang, Ahmad Ali, langsung bertamu ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di Surakarta. Eks politikus Partai Nasdem itu adalah salah satu dari sejumlah wajah baru yang mewarnai jajaran pengurus PSI 2025-2030.
Ali masuk PSI bersama Bestari Barus, rekannya sesama eks Nasdem. Bestari pun turut menjadi pengurus baru PSI sebagai Ketua Bidang Politik. Masuknya dua eks Nasdem yang terhitung kawakan itu bisa dibilang sedikit mengubah wajah PSI yang sebelumnya mengklaim diri “partai anak-anak muda”.
Hijrahnya Ali dan Bestari dari Nasdem ke PSI juga ditengarai tak terlepas dari peran Jokowi.
Ketua Bidang Komunikasi Publik PSI, Faldo Maldini, tak membantah bahwa pertimbangan Jokowi turut andil dalam merapatnya Ali beserta nama-nama baru ke tubuh partai politik (parpol) berlambang gajah tersebut. Menurut Faldo, Jokowi sejak awal memang merupakan inspirasi PSI.
“Sejak berdiri, PSI selalu menjadikan Pak Jokowi sebagai inspirator. Nasihat-nasihat politik beliau tentu selalu dibutuhkan,” kata Faldo saat dihubungi wartawan Tirto, Senin (29/9/2025).
Stafsus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) era Jokowi-Ma’ruf Amin itu menilai nama-nama baru yang bergabung ke PSI menunjukkan parpol itu lebih terbuka. Hal itu, sejalan dengan slogan PSI yang mendaku diri sebagai “Partai Super Tbk”. Tokoh-tokoh baru itu akan memberikan ide baru bagi PSI dan semangat baru dalam percaturan politik nasional.
Faldo menjelaskan bahwa target utama PSI setelah masuknya Ahmad Ali dan sejumlah nama baru adalah lolos ke parlemen dalam Pemilu 2029. Parpol yang dipimpin oleh anak sulung Jokowi, Kaesang Pangarep, itu memang sudah mulai memanaskan mesin parpol lebih awal untuk palagan politik 2029.
Faldo yakin dengan menjadikan Jokowi sebagai inspirator, PSI mampu mewujudkan target-target partai.
“PSI membutuhkan Pak Jokowi, bukan sebaliknya,” tegas Faldo.

Kepada awak media usai bertandang ke rumah Jokowi, Ahmad Ali menyatakan pertemuan itu didasari rasa hormat, kerinduan, dan memberikan laporan kepada Jokowi. Dia menyatakan pertemuan itu memang semacam “laporan” setelah resmi menjadi kader PSI.
Ali sekaligus meminta nasihat-nasihat dari Jokowi. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Jokowi berpesan kepada Ali agar PSI konsisten mendukung pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan tidak menjadi beban bagi pemerintah.
“Datang melaporkan, sudah selesai pelantikan, kemudian selanjutnya sebelum melangkah pasti [meminta] arahan-arahan dari beliau [Jokowi],” kata Ali kepada awak media di Solo, Minggu.
Tirto mencoba menghubungi Ahmad Ali untuk meminta konfirmasi terkait kabar bahwa dirinya hijrah ke PSI berdasarkan arahan langsung dari Jokowi. Namun, Ali tak membalas pesan yang telah dikirimkan.
Pengurus Baru PSI
Sebelumnya, setelah dilantik sebagai anggota baru PSI sekaligus sebagai jajaran pengurus baru, Ali menyerukan kepada kader-kader partai untuk membela Jokowi dari segala serangan politik. Dia mencontohkan polemik ijazah palsu yang santer menyasar Jokowi usai lengser dari kursi RI 1, semestinya ditangkis kader-kader PSI di garis depan.
“Semua kader PSI harus berani berdiri di barisan terdepan untuk menjaga kehormatan Pak Jokowi. Selama ini, Pak Jokowi dikuyuh-kuyuh, tidak ada kader PSI yang berani berbicara. Semua takut, semua diam membeo,” ungkap Ali, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
Terlebih, kata dia, isu ijazah kini sudah melebar kepada anak Jokowi yang lain, yakni Gibran Rakabuming Raka. Ali menilai situasi itu merupakan tanda bahwa bangsa ini sedang tidak baik-baik saja.
“Kita berharap tentunya Bapak Presiden [Prabowo] dengan segala kewenangannya bisa menyegerakan, mengakhiri kegaduhan yang terjadi tentang ijazah palsu,” sambung Ali.
Meski tak lagi bernaung di Nasdem, Ali mengklaim tetap berkomunikasi dan menjaga silaturahmi dengan Ketua Umum DPP Nasdem, Surya Paloh.
“Beliau [Paloh] kakak. Beliau adalah orang tua saya. Beliau adalah guru saya. Tapi, bahwa kemudian berbeda partai, itu sesuatu hal yang biasa saja tidak menjadi alasan untuk memutus silaturahmi,” ujar Ali.
Sedangkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Hermawi Taslim, mengaku senang Ali dan Bestari bergabung ke PSI setelah sempat gagal mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada 2024. Hermawi menilai tak ada konsekuensi berarti dari hengkangnya mereka dari Nasdem.
“NasDem ikut senang keduanya mencoba peruntungan di partai baru, setelah gagal jadi anggota legislatif pada pemilu lalu, semoga sukses,” kata Hermawi kepada Tirto, Jumat (26/9/2025).
Ali dan Bestari memang memiliki jejak yang cukup moncer selama berkiprah sebagai kader Nasdem. Ali sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Nasdem periode 2019-2024. Ali juga pernah menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Sulawesi Tengah periode 2013-2018.
Selama di Nasdem, Ali juga sukses melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR periode 2019-2024 dan bertugas di Komisi III. Ali mencoba kembali menjadi calon legislatif pada Pemilu 2024 lalu, tetapi gagal tembus.
Setelahnya, Ali juga mencoba maju sebagai Gubernur Sulawesi Tengah di Pilkada 2024 lalu, tapi kalah dari paslon Anwar Hafid dan Reny Lamadjido.
Sementara itu, Bestari Barus pernah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019. Ketika itu, Bestari turut menjabat sebagai Ketua Fraksi Nasdem di DPRD Jakarta.

Selain Ali dan Bestari, kepengurusan PSI periode 2025-2030 tetap mendapat amunisi wajah muda baru. Mereka di antaranya Agus Mulyono Herlambang dan Raihan Ariatama. Mereka dikenal sebagai eks aktivis mahasiswa dan kepemudaan.
Agus adalah eks Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2017-2021, adapun Raihan sempat menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam periode 2021-2023.
Kaesang sendiri kembali terpilih menjadi Ketua Umum PSI 2025-2030 melalui pemilu umum PSI yang digelar sebelumnya. Ketika melantik jajaran baru, Kaesang mengingatkan mereka akan dievaluasi setiap tiga bulan sekali. Dia yakin kepengurusan anyar ini bakal mengantar PSI tembus ke Senayan pada 2029.
“Target kami di 2029 ini lolos ke Senayan. Lolos ke Senayan ini bukan hal yang mudah, tapi saya sekarang yakin di 2029 kita bisa lolos di Senayan,” ujar Kaesang, Jumat lalu.
Persiapan Palagan 2029 dan Agenda Keluarga Solo
PSI memang selama ini identik dengan Jokowi. Selain dipimpin anak bungsu Jokowi selama dua periode kepengurusan, sejumlah pengamat politik memandang PSI merupakan medium penggerak kepentingan politik Jokowi setelah lengser sebagai presiden.
Ketika pelantikan kepengurusan 2025-2030, Jokowi sempat digadang-gadang bakal menjadi Ketua Dewan Pembina PSI. Kini, nama lengkap ketua dewan pembina PSI belum mau dibuka Kaesang, hanya disebut sebagai ‘Bapak J’. Selama ini, meskipun Jokowi sering kali memberikan arahan kepada PSI, dia tidak terdaftar secara resmi sebagai kader PSI.
Menurut Ketua Bidang Komunikasi Publik PSI, Faldo Maldini, sosok ‘Bapak J’ segera bakal diungkap ke khalayak. Namun, kata Faldo, ada waktu tersendiri untuk mengumumkan sosok Ketua Dewan Pembina PSI.
“Terkait sosok Ketua Dewan Pembina, akan segera diumumkan kepada masyarakat di waktu yang tepat,” terang Faldo kepada Tirto, Senin (29/9/2025).
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai sosok Jokowi bagi PSI serupa berkah luar biasa. Pasalnya, dia potensial mendatangkan magnet elektoral bagi PSI menjelang Pemilu 2029. Apalagi, ketika Jokowi secara resmi bisa menjadi bagian dari elite PSI.
Namun, belum bergabungnya Jokowi secara resmi ke tubuh PSI juga dipandang wajar.
“Mengapa? Karena, partai ini bukan partai politik besar dan gagal lolos DPR RI dalam dua kali pemilu. Jadi, jauh lebih bergengsi bagi Jokowi untuk bergabung dengan partai besar atau partai menengah,” ucap Bawono kepada wartawan Tirto, Senin (29/9).
Bawono menilai tidak menutup kemungkinan PSI memang sengaja disiapkan sebagai mesin politik untuk mengawal dua periode Prabowo-Gibran. Apalagi, Jokowi mengakui telah berpesan terhadap jajaran relawannya untuk mendukung agenda tersebut.

Namun, kata Bawono, sikap tersebut terlalu pagi karena Prabowo sendiri bahkan meminta kepada jajaran Partai Gerindra untuk jangan gembar-gembor soal dua periode.
“Bukan tidak mungkin akan muncul figur baru jauh lebih potensial sebagai pendamping Prabowo Subianto di pemilihan presiden mendatang serta disepakati bersama partai-partai politik pengusung,” terang Bawono.
Sementara itu, analis politik dari Trias Politika, Agung Baskoro, memandang masuknya Ali dan Bestari serta nama-nama baru di PSI memang dalam rangka memanaskan mesin parpol untuk Pemilu 2029. Dengan bergabungnya Ali, misalnya, PSI akan memiliki ceruk baru di wilayah Sulawesi selain di daerah-daerah besar seperti Jakarta atau Jawa.
Apalagi, Ahmad Ali ditopang modal logistik yang mumpuni sehingga PSI lebih leluasa untuk melakukan kerja-kerja politik secara aktif. Sedangkan, kata Agung, peranan Jokowi memang tidak mengagetkan karena sejak awal PSI memang seakan menjadikannya king maker.
Maka, Agung memandang PSI memang identik dengan kepentingan politik “keluarga Solo”, sebutan bagi keluarga Jokowi. Kerja-kerja politik PSI ke depan dipandang bakal sejalan dengan agenda Jokowi.
“Wajar narasi Prabowo-Gibran dua periode, menangkis serangan negatif ke keluarga Solo terkait ijazah, pemakzulan dan kasus lainnya. Satu napas seirama agar Jokowi effect masih efektif dan PSI secara konstitusional punya kans lebih besar,” ucap Agung kepada wartawan Tirto, Senin (29/9/2025).
Terbit di Tirto


